Jumat, 15 Februari 2013

konservasi


Seputar Penyu Sisik

Kalau ngomongin penyu, pikiran kita pasti langsung ke tempat penangkaran penyu yang ada di banyuangin tepatnya Sukamade.... Pantai Sukamade mang gak pernah absen deh kalau urusan  disinggahi oleh penyu-penyu seperti kami yang gak pernah absen mengunjungi sukamade setiap tahunnya... dan kebetulan kunjungan kami yang terahir lagi beruntung nih... kami menemukan jenis penyu yang terbilang langka yaitu penyu sisik.... mari kita bahas mengenai penyu sisik...

Penyu adalah kura-kura laut. Penyu ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut data parailmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jura (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengandinosaurus. Pada masa itu Archelon, yang berukuran panjang badan enam meter, dan Cimochelystelah berenang di laut purba seperti penyu masa kini.
Penyu memiliki sepasang tungkai depan yang berupa kaki pendayung yang memberinya ketangkasan berenang di dalam air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di dalam air, sesekali hewan kelompokvertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sesekali naik ke permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas dengan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000 kilometer dapat ditempuh 58 - 73 hari.
Penyu sisik (Eretmochelys imbricata) adalah jenis penyu yang terancam punah karena banyak diburu untuk kulit indah dan telur mereka. Ditambah lagi dengan perusakan terhadap habitat pesisir mereka maupun tertangkap secara tidak sengaja oleh para nelayan, sehingga jumlah mereka telah menurun drastis hingga ke ambang kepunahan.
Penyu Sisik atau dikenal sebagai Hawksbill turtle karena paruhnya tajam dan menyempit/meruncing dengan rahang yang agak besar mirip paruh burung elang. Demikian pula karena sisiknya yang tumpang tindih/over lapping (imbricate) seperti sisik ikan maka orang menamainya penyu sisik. Ciri-ciri umum adalah warna karapasnya bervariasi kuning, hitam dan coklat bersih, plastron berwarna kekuning-kuningan. Terdapat dua pasang sisik prefrontal. Sisiknya (disebut bekko dalam bahasa Jepang)banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri kerajinan tangan terutama di Jepang untuk membuat pin, sisir, bingkai kacamata dll. Sebagian besar bertelur di pulau-pulau terpencil. Penyu Sisik selalu memilih kawasan pantai yang gelap, sunyi dan berpasir untuk bertelur.Paruh penyu sisik agak runcing sehingga memungkinkan mampu menjangkau makanan yang berada di celah-celah karang seperti sponge dan anemon. Mereka juga memakan udang dan cumi-cumi.  siklus kehidupan penyu sisik adalah diawal dengan menetas dari telur kemudian secara bertahap tumbuh menjadi dewasa. Sebagian besar hidup penyu berada di laut. Pada telur-telur yang menetas menjadi tukik-tukik, kemudian mereka menuju ke lautan hingga keberadaannya sulit terdeteksi lagi, dikenal juga dengan istilah missing year. Perkawinan dilakukan di laut dekat pantai habitat peneluran dan habitat mencari makan. Hingga pada suatu ketika penyu betina menuju ke pantai untuk bertelur dan dibiarkan, tanpa dierami. Setelah menyimpan telurnya, penyu betina kembali ke laut. Kurang lebih 7 minggu masa inkubasi telur kemudian menetas dan menjadi tukik (anak penyu). Tukik-tukik ini menuju habitatnya di  laut mengikuti alunan ombak hingga menjadi penyu dewasa. Penyu dewasa ini (penyu betina) akan menuju pantai lagi setelah berpijah dengan penyu jantan, begitu seterusnya.

tau gak sih ternyata penyu sisik itu monogami...????? Sejumlah ilmuwan dari Universitas East Anglia, Norwich, berhasil mengungkap kehidupan seks penyu sisik. Hewan yang terancam punah ternyata menjalani kehidupan seks monogami. Para betina menyimpan sperma dari satu jantan dan menggunakannya untuk membuahi telur.

Studi tentang kehidupan seks penyu selama ini jarang sekali dilakukan. Penelitian biasanya hanya mengamati kebiasaan kawin hewan ini, yang hidup air dan sering kali ke arah laut. Penemuan terbaru tentang kehidupan seks penyu ini membuka wawasan baru tentang penyu. Penelitian para ilmuwan dari Universitas East Anglia ini telah diterbitkan dalam jurnalMolecular Ecology.

Penyimpan sperma ditemukan pada hewan, termasuk reptil, burung, dan beberapa kura-kura. Para peneliti melakukan uji DNA dari tukik penyu sisik di Pulau Cousine, Seychelles untuk mengidentifikasi berapa banyak pejantan yang terlibat membuahi telur semasa musim kawin.

Pengujian menunjukkan sistem kawin monogami. Sebagian besar telur hanya dibuahi oleh satu pejantan. Tak ada pejantan yang membuahi lebih dari satu betina selama musim kawin 75 hari itu. "Kami terkejut bahwa sebenarnya mereka monogami. Secara genetik, sebenarnya pengecualian dalam kebanyakan hewan, bukan aturan," kata Dr David Richardson, anggota tim peneliti.

Penyu sisik diidentifikasi sangat terancam punah oleh International Union for the Conservation of Nature setelah bertahun-tahun diburu untuk cangkang mereka. Perkawinan sering terjadi di laut. Tapi, menurut penelitian, dengan menguji sampel DNA dari tukik, para peneliti mampu mengumpulkan informasi yang tidak mungkin dari observasi saja.




Pendidikan dan Latihan Dasar XIV MPA-Khatulistiwa

Info terbaru dari kami MPA-Khatulistiwa… baru-baru ini kami mengadakan kegiatan yang tujuannya untuk regenerasi. Kegiatan ini biasa kami sebut dengan DIKLAT alias Pendidikan dan Latihan Dasar, kegiatan kami ini dilakukan setiap tahun yang pesertanya wajib mahasiswa FTP UNEJ.
Pendidikan dan Latihan Dasar XIV MPA-Khatulistiwa dilaksanakan pada tanggal 18-22 januari 2013 untuk diklat lapang sedangkan diklat ruangnya dilaksanakan sebelum diklat lapang tepatnya dari tanggal 28-29 desember 2012. Tidak jauh berbeda dengan DIKLAT XII, DIKLAT XIV bertempat di Taman Nasional Meru Betiri tepatnya di Bandealit. Jumlah pesertanya pun sama yakni 17 peserta, dimana 16 peserta dari mahasiswa baru 2012 dan 1 orang dari mahasiswa angkatan 2011.
17 peserta yang berhasil lulus DIKLAT XIV dan menyandang nama lapang serta resmi menjadi keluarga baru kamidiantaranya:Sofa                 (Gabing)  ,, Iva (Songkok),  Anindita (celok),  Utia (Coming),  Anyes (Kecot), Mega (Selulup), Lilik (Kramot), Viki (Mendhut), Haqi (Sokong), Yuski (Pethok), Riayanto (Tongar), Ferdian (Goceng),  Rizki (Tekos), Rifki (Ongap), Maulanda (Gurem), Wahyu (Ceker),Teguh  (Tomblok).

Nama-nama diatas adalah keluarga baru MPA-Khatulistiwa. Nama-nama lapang yang diberikan semua mempunyai filosofi sendiri-sendiri. Tidak ada nama bagus dan nama jelek karena semuanya bagus…


kami ucapkan selamat datang untuk keluarga baru kami angkatan XIV MPA-Khatulistiwa...