Sabtu, 01 Februari 2014

Diklat Lanjutan XIV

Diklat Lanjutan (Dikjut) merupakan kegiatan pendidikan terakhir bagi Anggota Biasa angkatan XIV khususnya sebelum memperoleh status Anggota Tetap. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 6-11 Oktober 2013 dan bertempat di Taman Nasional Meru Betiri ini diikuti oleh tujuh anggota biasa sebagai peserta.
Kegiatan ini start mulai dari desa Sumbergadung, Bandealit sampai finish menuju Pantai Sukamade. Dalam kegiatan ini sebagian besar materi diaplikasikan mulai dari materi konservasi (anveg, plester cast, fotografi, herbarium, dan pengamatan satwa), Gunung Hutan (PSPB, Navigasi Darat, SAR, dan PPGD), serta Sport (panjat).
 
 


Selain dalam hal pendalaman materi, kegiatan ini juga memiliki tujuan yang tidak kalah penting, yaitu sebagai sarana untuk mempersiapkan para peserta menjadi calon pengurus pada periode selanjutnya.
Sehingga para peserta nantinya memiliki bekal sebelum mereka benar-benar menjabat sebagai pengurus. Puncak dari acara Dikjut XIV ini adalah pemberian Nomor Anggota Khatulistiwa kepada ketujuh orang peserta yaitu sebagai berikut :



- Amri Teguh (Tomblok)               NAK.109/KTW/XIV
- Anindhita Fitria (Celok)             NAK.110/KTW/XIV
- Fiki Dini (Mendhut)                   NAK.111/KTW/XIV
- Lilik Mutammimah (Kramot)     NAK.112/KTW/XIV
- M. Homsin W. (Ceker)               NAK.113/KTW/XIV
- M. Riyanto W. (Tongar)             NAK.114/KTW/XIV
- Shofa Tri F. (Gabing)                  NAK.115/KTW/XIV
Seperti biasa di setiap acara Dikjut selalu ditutup dengan kegiatan yang tidak pernah ketinggalan untuk dilaksanakan, yaitu kegiatan pengamatan penyu di Pantai Sukamade. Hanya saja pada Dikjut ke XIV ini, pengamatan penyu urung dilaksanakan, namun untuk acara tersebut digantikan dengan acara pelepasan tukik karena di resort Pantai Sukamade terdapat salah satu tempat penangkaran penyu yang ada di Indonesia.

Ekspedisi XIV yang lalu berjalan cukup sukses, relatif tanpa hambatan. Kesepuluh peserta berhasil sampai ke dua puncak, yaitu puncak Argopuro dan puncak Rengganis. Waktu yang ditetapkan mulai dari hari keberangkatan sampai pulang juga sesuai. Ekspedisi di Argopuro sendiri merupakan ekspedisi yang kesekian kalinya dari MPA-Khatulistiwa. Memang jalur di Pegunungan Argopuro yang konon merupakan jalur pendakian terpanjang di Pulau Jawa ini menawarkan keindahan alam yang sangat luar biasa. Suasana yang tenang, kondisi alam yang belum begitu terjamah oleh manusia, sangat ideal bagi para pendaki gunung. Apalagi untuk titik mata air yang cukup banyak, relatif lebih mudah tentunya untuk memanajemen air selama perjalanan. Sempurna......!!!!!!!!<br />
Nah...kembali ke topik awal. Ekspedisi di Argopuro yang sebelumnya dibandingkan dengan yang baru saja dilaksanakan tentunya ada perbedaannya. Khususnya dari segi penampilan para pesertanya. Penasaran????Mari kita bandingkan bersama-sama. Monggoooo dilirikk.....!!!!


MEMORY REMIND "dari MEMORYmu, kuukir MEMORYku"



Memory Remind. Dari namanya saja sudah cukup menjelaskan bahwa acara ini adalah sebuah acara untuk mengenang masa-masa lalu. Bertempat di lapangan basket FTP-UJ, Memory Remind yang dilaksanakan MPA-Khatulistiwa merupakan kegiatan yang mempertemukan angkatan I yang merupakan pendiri dari organisasi MPA-Khatulistiwa sampai angkatan yang paling baru, yaitu angkatan XIV.
Kegiatan ini juga sebagai sarana temu kangen bagi anggota yang sudah lama lulus dari civitas akademika dan berpisah satu sama lain karena kesibukan masing-masing. Tentu saja banyak cerita yang tersisa dari reuni antar sesama anggota selama bersama saat dulu masih menyandang status mahasiswa. Selain itu juga tidak lupa, dalam acara ini diselingi kegiatan sharing antar anggota kehormatan(status anggota MPA-Khatulistiwa yang telah lulus dan berjasa bagi MPA-Khatulistiwa)
sampai anggota masih aktif, sekedar membahas MPA-Khatulistiwa dari tahun ke tahun, sejarah berdirinya MPA-khatulistiwa dan juga banyak hal-hal lainnya. Tentunya, XIV tahun MPA-Khatulistiwa berdiri, banyak perubahan-perubahan yang terjadi dan banyak cerita yang mengiringi perjalanan MPA-Khatulistiwa sehingga sangat sayang bila hal ini dilewatkan begitu saja. Karena disinilah kesempatan langsung bertemu dengan orang-orang yang berperan besar dalam lahirnya MPA-Khatulistiwa, di tengah kesibukan beliau-beliau yang membatasi kesempatan kami untuk bertemu dengan para orang-orang hebat ini.













Kegiatan ini memang bersifat sederhana namun dalam acara ini terkandung pesan-pesan dari para anggota kehormatan kepada anggota yang masih aktif untuk menjadikan MPA-Khatulistiwa lebih baik dari tahun ke tahun.

Ekspedisi XIV Argopuro



Mendaki gunung adalah salah satu kegiatan yang identik dengan pecinta alam. Kegiatan yang cukup menguras fisik dan bahkan juga mental untuk mencapai suatu tujuan, yaitu puncak gunung itu sendiri. Indonesia oleh Tuhan Yang Maha Kuasa telah dikaruniai gunung-gunung yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Seperti Pegunungan Jayawijaya yang puncaknya, yakni Puncak Jaya merupakan puncak tertinggi di Indonesia yang dilapisi es abadi pada permukaannya, lalu Gunung Anak Krakatau dan Gunung Tambora yang merupakan gunung legendaris di Indonesia karena letusannya yang dahsyat, sampai Gunung yang “tengah naik daun”, yaitu Gunung Semeru. Semua itu adalah sebagian kecil dari sekian banyak gunung-gunung di Indonesia yang tentunya tidak ada habisnya bila kita bahas disini.
MPA-Khatulistiwa yang merupakan salah satu organisasi pecinta alam selalu rutin mengadakan kegiatan pendakian yang biasa dinamakan Ekspedisi.



 Ekspedisi yang dilaksanakan pada tanggal 29 Juni-4 Juli 2013 kemarin dilaksanakan di Pegunungan Argopuro yang merupakan perbatasan dari empat kabupaten, yaitu Probolinggo, Jember, Bondowoso, dan Situbondo.Kegiatan ekspedisi ini diikuti oleh sepuluh peserta didampingi oleh lima senior yang membimbing




jalannya kegiatan, merupakan kegiatan yang dikhususkan bagi anggota MPA-Khatulistiwa yang masih berstatus Anggota Biasa (AB). Tujuan dari kegiatan ini adalah agar para AB dapat mengerti tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pendakian, seperti manajemen dalam pendakian, yaitu barang bawaan apa saja yang sangat diperlukan dalam pendakian baik yang sifatnya sangat vital diperlukan maupun yang dapat menunjang kegiatan pendakian itu sendiri, serta bahan makanan yang diperlukan sebagai bekal selama pelaksanaan kegiatan ekspedisi ini. Selanjutnya yang juga perlu diperhatikan adalah manajemen waktu, yaitu estimasi waktu yang dipakai sebagai patokan agar pelaksanaan ekspedisi ini tidak menghabiskan waktu yang terlalu lama.
Selain sebagai sarana pemberian materi bagi AB, ekspedisi juga merupakan salah satu syarat bagi AB untuk mengikuti kegiatan Dklat Lanjutan (Dikjut), yang merupakan kegiatan pendidikan terakhir bagi AB untuk memperoleh status yang lebih tinggi di MPA_Khatulistiwa, yaitu status Anggota Tetap.




Pada tanggal 18 Mei - 9 Juni 2013 kemarin MPA-Khtulistiwa telah mengadakan kegiatan Latihan Khusus atau biasa disingkat Latsus yang ke XIV. Latsus sendiri adalah suatu kegiatan pelatihan dan pendalaman materi yang dikhususkkan untuk anggota lulusan diklat angkatan XIV. Pada acara Latsus sendiri terdiri atas beberapa rangkaian kegiatan pelatihan yang terdiri atas materi Sport, Gunung Hutan, dan Konservasi.

1. Sport

Materi Sport adalah pelatihan yang bersifat keolahragaan. Sport terbagi atas materi Wall Climbing, Rock Climbing, dan ORAD (Olahraga Arus Deras). Wall Climbing sendiri dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2013 di wall Mapala Palmstar STAIN Jember dengan diikuti 13 peserta.
Untuk Rock Climbing, kegiatan ini dilaksanakan keesokan harinya di Gumuk Sepikul yang menjadi langganan kegiatan Rock Climbing ini karena aksesnya yang sangat terjangkau. Kegiatan ini diikuti oleh 10 orang peserta.




Sedangkan materi sport terakhir, yaitu ORAD dilaksanakan di Bosamba Rafting, Bondowoso. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 8-9 Juni 2013 dan diikuti oleh 11 orang peserta.





2. Gunung Hutan
Gunung Hutan adalah gabungan materi yang berhubungan dengan kegiatan pendakian dan penyusuran hutan.
Kegiatan ini dilaksanakan di Lereng Selatan Gunung Argopuro, tepatnya di areal Gunung Pasang, tanggal 24 Mei-26 Mei 2013.
Gunung Hutan sendiri terbagi atas materi-materi, yaitu materi Pioneering-Survival-Packing-Bivak (PSPB), Navigasi Darat (Navrat), Search And Rescue (SAR), dan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD). Kegiatan ini diikuti oleh 11 orang peserta.
 









3. Konservasi
Materi terakhir adalah materi Konservasi. Konservasi sendiri adalah gabungan materi yang berkaitan dengan pelindungan dan penjagaan
keberlangsungan ekosistem alam. Konservasi terbagi atas materi-materi, yaitu materi Analisa Vegetasi (Anveg), Analisa Satwa, Analisa Air, Plester Cast, dan Fotografi. Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan materi Gunung Hutan.




 













Dengan diadakannya kegiatan Latsus XIV ini, diharapkan Anggota Biasa angkatan XIV dapat memahami materi-materi yang telah diberikan dan juga dapat mempraktekkannya baik saat pelaksanaan kegiatan maupun ke depannya.