Limbah
yang berlebihan dapat menyebabkan ekosistem disekitarnya terganggu karena
mengandung zat dalam bentuk suspensi , larutan dan koloid. Apabila limbah ini
dibuang ke sungai maka akan dapat menyebarkan penyakit disekitarnya. Sebagian besar organisme limbah dapat cepat
menghabiskan oksigen dilokasi pencemaran. Kondisi anaerobik memungkinkan pertumbuhan
bakteri pereduksi belerang dan mikroorganisme lainnya yang produk metaboliknya
memuat zat sulfida dan zat yang berbau
busuk. Pengolahan limbah memiliki dua tujuan, antara lain:
1.
Menghilangkan jumlah patogen yang dapat
meyebabkan penyakit;
2.
Mengurangi BOD yang dapat mengurangi
oksigen di limbah.
Pengolahan
Sekunder Dan Primer
pengolahan
sekunder
pengolahan
ini bertujuan untuk mengurangi kandungan BOD pada limbah primer dengan oksidasi
mikroba pada zat organik yang terlarut. Pengolahan sekunder dilakukan dengan
tiga tipe proses aerobik, saringan trikel, proses lumpur aktif dan saringan
biologis (BAF).
1.
Pengolahan menggunakan saringan trikel
Saringan
trikel adalah saringan biologis atau saringan perkolasi dan terdiri dari sebuah
dasar dari batuan yang dihaluskan. Limbah primer disemprotkan kemudian lapisan
batuan ini disimpan dalam sebuah dinding bulat, lalu limbah primer disemprotkan
lewat lubang ditangan penyemprot. Limbah perlahan-lahan menembus batuan yang
dihaluskan sehingga limbah mengalami kontak dengan permukaan yang mengandung
biofilm. Limbah yang disemprotkan akan membawa oksigen terlarut. Sistem ini tidak
ditujukan untuk menjadi pengayak mekanis, namun untuk membuat limbah mengalami
kontak dengan biofilm dalam kondisi aerobik, hal ini mengurangi tingkat bahan
organik terlarut. Cairan yang meninggalkan lapisan ini biasahnya mengandung
partikel-partikel biofil yang terbasuh oleh batuan, kemudian partikel ini
diendapkan sebagai cairan final. Cairan final ini memiliki BOD yang lebih
rendah dan dapat dikembalikan ke sungai;
2.
Proses lumpur aktif
Proses
lumpur aktif adalah pengolahan sekunder aerobik. Cairan dari tahap pengolahan
primer memasuki bak yang mengandung lumpur aktif (sebuah massa organisme
bakteri). Mikroorganisme lain seperti jamur, rotifier dan nematoda. Cairan
lumpur kemudian di agitasi dan diaerasi selama 6-12 jam supaya materi organik
terlarut dalam cairan teroksidasi atau terasimilasi oleh bimassa. Cairan yang
telah diolah kemudian diarahkan ke bak penenang lumpur. Kualitas cairan final
tergantung pada efisiensi flokulasi organisme. Bak penenang berguna
meningkatkan kejernihan cairan.
3.
Saringan aerasi biologis (BAF)
BAF
adalah suatu cara yang lebih efisien pada pengolahan sekunder aerobik dan
terdiri dari sebuah bahan dasar granula yang terendam. Bahan ini dilapisi
dengan biofilm, limbah akan turun menembus lapisan sementara udara dipompakan didasar
lapisan sementara udara di pompakan di dasar lapisan. Granula kecil dapat
berfungsi sebagai saringan mekanis dan juga meneralisi bahan organis terlarut.
BAF dapat dilakukan secara anaerobik.
Pengolahan
anaerobik beguna untuk limbang yangmengandung padatan tinggi, misalnya limbah
pertanian. pertama lumpur yang telah teraduk dicerna dalam sebuang tangki yang
bersuhu 35°C. pemanasan ini dapat mengurangi besarnya lumpur. Sebagian besar
karbon dibuang sebagai metana
Pengolahan
primer
Pengolahan primer bertujuan untuk melewatkan limbah baku
pada penyaringan batang logam untuk dipisahkan sehingga limbah kasar dan halus
dapat terpisah. Limbah yang telah disaring kemudian dilewatkan pada sebuah
kominutator, kemudian limbah yang telah disaring dan pecah ini dilewatkan
secara perlahan-lahan menuju ke tangki pengendapan yang dimana beberapa
partikel yang mengendap kemudian dibuang dalam bentuk lumpur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar