Rabu, 01 Oktober 2014

Tahap Penanganan Limbah Sekunder Dan Primer


Limbah yang berlebihan dapat menyebabkan ekosistem disekitarnya terganggu karena mengandung zat dalam bentuk suspensi , larutan dan koloid. Apabila limbah ini dibuang ke sungai maka akan dapat menyebarkan penyakit disekitarnya.  Sebagian besar organisme limbah dapat cepat menghabiskan oksigen dilokasi pencemaran. Kondisi anaerobik memungkinkan pertumbuhan bakteri pereduksi belerang dan mikroorganisme lainnya yang produk metaboliknya memuat  zat sulfida dan zat yang berbau busuk. Pengolahan limbah memiliki dua tujuan, antara lain:
1.      Menghilangkan jumlah patogen yang dapat meyebabkan penyakit;
2.      Mengurangi BOD yang dapat mengurangi oksigen di limbah.


Pengolahan Sekunder Dan Primer

pengolahan sekunder
pengolahan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan BOD pada limbah primer dengan oksidasi mikroba pada zat organik yang terlarut. Pengolahan sekunder dilakukan dengan tiga tipe proses aerobik, saringan trikel, proses lumpur aktif dan saringan biologis (BAF).
1.      Pengolahan menggunakan saringan trikel
Saringan trikel adalah saringan biologis atau saringan perkolasi dan terdiri dari sebuah dasar dari batuan yang dihaluskan. Limbah primer disemprotkan kemudian lapisan batuan ini disimpan dalam sebuah dinding bulat, lalu limbah primer disemprotkan lewat lubang ditangan penyemprot. Limbah perlahan-lahan menembus batuan yang dihaluskan sehingga limbah mengalami kontak dengan permukaan yang mengandung biofilm. Limbah yang disemprotkan akan membawa oksigen terlarut. Sistem ini tidak ditujukan untuk menjadi pengayak mekanis, namun untuk membuat limbah mengalami kontak dengan biofilm dalam kondisi aerobik, hal ini mengurangi tingkat bahan organik terlarut. Cairan yang meninggalkan lapisan ini biasahnya mengandung partikel-partikel biofil yang terbasuh oleh batuan, kemudian partikel ini diendapkan sebagai cairan final. Cairan final ini memiliki BOD yang lebih rendah dan dapat dikembalikan ke  sungai;
2.      Proses lumpur aktif
Proses lumpur aktif adalah pengolahan sekunder aerobik. Cairan dari tahap pengolahan primer memasuki bak yang mengandung lumpur aktif (sebuah massa organisme bakteri). Mikroorganisme lain seperti jamur, rotifier dan nematoda. Cairan lumpur kemudian di agitasi dan diaerasi selama 6-12 jam supaya materi organik terlarut dalam cairan teroksidasi atau terasimilasi oleh bimassa. Cairan yang telah diolah kemudian diarahkan ke bak penenang lumpur. Kualitas cairan final tergantung pada efisiensi flokulasi organisme. Bak penenang berguna meningkatkan kejernihan cairan.
3.      Saringan aerasi biologis (BAF)
BAF adalah suatu cara yang lebih efisien pada pengolahan sekunder aerobik dan terdiri dari sebuah bahan dasar granula yang terendam. Bahan ini dilapisi dengan biofilm, limbah akan turun menembus lapisan sementara udara dipompakan didasar lapisan sementara udara di pompakan di dasar lapisan. Granula kecil dapat berfungsi sebagai saringan mekanis dan juga meneralisi bahan organis terlarut. BAF dapat dilakukan secara anaerobik.
Pengolahan anaerobik beguna untuk limbang yangmengandung padatan tinggi, misalnya limbah pertanian. pertama lumpur yang telah teraduk dicerna dalam sebuang tangki yang bersuhu 35°C. pemanasan ini dapat mengurangi besarnya lumpur. Sebagian besar karbon dibuang sebagai metana

Pengolahan primer

            Pengolahan primer bertujuan untuk melewatkan limbah baku pada penyaringan batang logam untuk dipisahkan sehingga limbah kasar dan halus dapat terpisah. Limbah yang telah disaring kemudian dilewatkan pada sebuah kominutator, kemudian limbah yang telah disaring dan pecah ini dilewatkan secara perlahan-lahan menuju ke tangki pengendapan yang dimana beberapa partikel yang mengendap kemudian dibuang dalam bentuk lumpur.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar